Sunday, November 22, 2009

Jangan jadi Bangsa Paranoid gara-gara Film 2012!

Di sisi lain, saya cukup memberi perhatian pada “saran” pencekalan film 2012 di Indonesia dan khususnya MUI Malang yang sudah lebih dulu mengambil sikap. Sesungguhnya, kalau kita melihat dari kacamata masyarakat sebagai receiver informasi, menurut saya media massa merupakan pihak yang lebih bertanggung jawab akan kekhawatiran terjadinya ketakutan dan syirik di masyarakat. Bukan semata gara-gara sebuah film. Mengapa?
Coba saja tengok, berapa kali dalam satu minggu anda melihat, mendengar atau membaca berita tentang ramalan kiamat dan berbagai spekulasinya? Atau ada berapa list artikel tentang kiamat dan ramalan suku Maya yang muncul saat anda mengetikkan keyword itu di google?
Kalau saya pribadi, lebih dari lima kali dalam seminggu saya menonton program di televisi yang menyiarkan pembahasan tentang prediksi kiamat 2012. Setidaknya menyentil masalah itulah. Tadi sore (22/11/09) saya juga sempat menonton televisi, bahkan di sebuah program infotanment, disiarkan “berita” investigatif tentang kiamat. Ngerinya, di infotainment itu ada satu pernyataan dari sang narator yang secara tersirat saya tangkap. Intinya, ia mempertanyakan kepada pemirsa: “bagaimana nasib manusia ketika Indonesia tenggelam dimakan ketinggian air laut yang hampir melebihi daratan?” Tak lupa ia juga membeberkan berbagai fakta yang entah dihimpun darimana untuk membuat suasana menjadi semakin mencekam.
Salah satu program infotainment juga pernah menyampaikan ramalan dari salah satu peramal terkenal di Indonesia yang mengatakan bahwa ia—peramal tersebut—tidak bisa lagi menerawang kejadian setelah 2012, yang secara tidak langsung ditangkap masyarakat bahwa pada saat itu akan benar-benar terjadi kiamat. Selian itu, juga ada komentar ahli LAPAN yang menyiratkan persetujuan akan akhir dunia pada 2012 dengan alasan dari bidang astronomis yang sangat deklamatis. Ck..ck..ck..
Bagaimana masyarakat tidak resah? Jika setiap waktu mereka disuguhi spekulasi dan berita-berita “menarik” tentang kelanjutan isu kiamat. Tak heran, setiap informasi tentang kiamat menjadi bahan yang wajib untuk disimak. Di program acara lain (kali ini program berita) bahkan beberapa kali sempat dibahas tentang adanya tanda-tanda kiamat dan berbagai kejadian (menurut saya memang sudah sering terjadi sejak zaman dahulu kala) yang agaknya disangkutpautkan dengan heboh spekulasi kiamat 2012, contohnya berita jatuhnya meteor di Sulawesi Selatan.
Dari sini, kita bisa menilai, sebenarnya apakah tepat jika kita menutup mata akan keadaan seperti ini? Kita meributkan hadirnya film gawean Barat karena takut masyarakat Indonesia paranoid atau mungkin Syirik, sementara anak negeri kita sendiri, di media yang paling banyak dikonsumsi masyarakat yaitu televisi dan internet, dengan gamblang mencekoki kita berbagai ulasan tentang ke-parno-an itu. Saya harap, kita bisa lebih mafhum dan lebih pandai memilah program yang sesuai dengan keyakinan kita. Dan tentunya kita percaya bahwa bangsa Indonesia, khususnya kaum muda Indonesia bukanlah manusia penakut dan lemah yang parno hanya karena sebuah isu yang tak bisa dijamin kebenarannya!

No comments:

Post a Comment